Tuesday, August 11, 2009

The Capuchin Catacombs Of Palermo

Capuchin Catacombs

The Capuchin Catacombs of Palermo adalah sebuah kuburan bawah tanah yang berada di Palermo sisilia, Italy. Objek wisata ini menyajikan suatu objek bersejarah sekaligus mengerikan bagi para turis yang datang. Sekitar 8000 jenazah yang telah diawetkan berjajar di dinding gedung yang rata-rata adalah orang2 terkenal pada zamannya. Jika mumi identik dengan balutan kain putih zaman mesir kuno, di sini mayat diawetkan dengan cara pengeringan dengan menggunakan rak pipa keramik dan pembasuhan berkali-kali dengan air cuka, pembalseman serta rempah-rempah untuk menghilangkan bau. Seiring dengan perkembangan zaman teknik pengawetan mumi berkembang yaitu dengan penggunaan injeksi bahan-bahan kimia seperti formalin, alkohol, gliserin, asam salisil dan zinc.

Pada awalnya pengawetan ini hanya dilakukan oleh para biarawan tahun 1600, tapi kemudian menjadi sebuah simbol status untuk dapat diawetkan dan dimakamkan di Capuchin Catacombs ini. Mereka biasanya meminta diawetkan dengan pakaian profesi mereka dan keluarga jenazah akan datang untuk berziarah serta mengganti pakaian secara periodik. Jenazah baru akan ditempatkan di ceruk-ceruk dinding untuk sementara sebelum dipindahkan ketempat yang lebih sesuai tergantung kontribusi sumbangan dari keluarga.

2 wanita yang terlihat masih sedang bergosip

Setiap ruangan dibagi menjadi beberapa kategori. Ruangan Men, women, virgin, children, priest, monks dan professional. Beberapa jenazah terawetkan dengan baik dibanding yang lain. Ada yang berjajar ada juga sedang berpose. Dua anak kecil terlihat sedang duduk-duduk diatas bangku batu. Petinya matinya diset sedemikian rupa sehingga memungkinkan keluarga yang datang untuk memegang tangan mereka dan "bergabung" bersama mereka pada saat berziarah dan berdoa.

Giuseppe Siciliano, who died March 20, 1851, soon after his 14th birthday


Rosalia Lombardo

Yang paling menarik adalah jenazah Rosalia Lombardo yang terawetkan secara sempurna. Jika jenazah lain harus didandani dengan menambahkan rambut dan atribut lainnya, rambut pirang ikal dan organ tubuh jenazah ikut terawetkan secara sempurna setelah diteliti menggunakan sinar X. Jenazah bayi yang berusia 2 tahun ini terlihat seperti yang sedang tertidur dengan bulu matanya yang berwarna coklat. Karena kesedihan yang mendalam, ayah sang bayi meminta seorang pembalsem terkenal Alfredo Salafia untuk mengawetkan sang bayi yang meninggal dikarenakan terserang pneumonia sekitar tahun 1920.

Question of the day : Jika pengawetan mayat menjadi sebuah trend disini. Mau ngak diawetkan ??

5 comments:

  1. hihhh...tragic and syereeemmm...

    daku paling gk kuat liat mayat baby, apalagi diawetkan..bener2 bukan tempat pariwisata yg mnyenagkan.. :P

    ReplyDelete
  2. sebagai permintaan terakhir hidup gw..gw pingin mayat gw dikirimi doa2 setiap harinya..oleh orang2 tercinta..bukan diawetkan..:P..klo lu mau??

    ReplyDelete
  3. klo gw gk ada, gw mninggalkan blog gw aja deh buat cerita untuk cucu cicit buyut..bukan mninggalkan mayat..yg kmudian dijadiin obyek pariwisata orang lain

    lol..they need to rest in peace..!!!

    ReplyDelete
  4. maybe...in another life..ewww...lol...
    kalo gw sieh meninggalkan buku2 tercinta gw aja deh sebagai harta warisan yang harus dipajang berjajar dan diganti sampulnya setiap periode. Dikunjungi secara berkala untuk dibaca dan ditambahkan jumlahnya setiap bulannya...
    ..lol...

    ReplyDelete
  5. klo gw ga mao akh..ntar banyak yang minta foto bareng gw secara gt!! klo ada camera gw langsung pose ntar orang pada kabur lagi...
    mending gw meninggalkan banyak cerita hidup gw aja deeh biar bisa jadi pelajaran buat orang banyak, and orang2 yang kagum ma gw cukup kirim doa and jaga aset2 punya gw ya ngga??

    ReplyDelete